Yesus si Pegawai Swasta
Suatu
hari Yesus ngelamar kerja ke satu perusahaan konstruksi yang dimilikin sama
seorang bos Kristen.
Pertama
kali masuk kerja, Yesus dimasukkin ke bagian HRD di bagian recruitment. Karena
Yesus orangnya gampang kasihan, semua lamaran yang masuk akhirnya diterima. Pas
waktu interview satu-satu kandidat, Yesus makin simpatik sama kandidat-kandidat
ini dan pada akhirnya semua kandidat ini – mau yang bego ga ketolongan atau
pernah melakukan criminal – dimasukkin ke perusahaan itu, karena Yesus percaya second chance. Begitu orang-orang bego,
jahat, atau jahat nan bego itu masuk, mereka bikin kacau perusahaan. Bos tertinggi
perusahaan itu marah sama bagian HRD, dan kepala HRDnya terancam dipecat. Pas
dapet warning letter, si kepala HRD itu buru-buru lari ke gudang, ambil paku
dan palu, dan menyalibkan Yesus di toilet lantai 13 yang nggak pernah dipake
orang.
Tiga
hari kemudian si Yesus bangkit dan keluar toilet lantai 13 dan balik ngelamar
lagi ke perusahaan itu, karena Yesus percaya second chance. Tapi karena males sama si kepala HR dan karena
belajar dari pengalaman pahit barusan, akhirnya Yesus ngelamar ke Quality
Control. Di Quality Control, Yesus nggak mau lagi kasihan-kasihan sama orang.
Kalau tadinya dia penuh kasih, sekarang dia penuh keadilan. Karena nggak ada
manusia yang sempurna, Yesus nemuin kesalahan setiap karyawan di semua
departemen: mulai dari head of department yang nggak kompeten sampe intern yang
nggak tahu apa-apa. Kali ini bukan HRD aja yang jelek di mata si bos, tapi
seluruh departemen jadi turun nilai performancenya gara-gara Yesus ngaudit sana
sini. Pas annual review, seluruh jajaran dan kerabat staf yang bertugas
buru-buru ke gudang, ngambil palu dan paku, dan nyalib Yesus rame-rame di depan
gedung perusahaan. Tentunya hal ini dilakukan waktu libur natal dan tahun
baru,jadi si bos Kristen lagi jalan-jalan di luar negeri dan nggak tahu kalau
Yesus disalib di hari natal.
Tentu
saja tiga hari kemudian si Yesus bangkit lagi dan turun dari salib, karena
itulah kompetensi dia yang paling remarkable dan di-notice pertama kali dari
CV-nya pas ngelamar kerja. Anyway, Yesus bertekad balik lagi ke perusahaan itu
dan makin kepengen membuat perusahaan itu lebih baik, soalnya dia orangnya percaya
second chance. Waktu ngelamar, Yesus kirim
surat ke bos perusahaan yang isinya menyatakan dia kayaknya terlalu banyak
konflik internal selama dia bekerja sebelumnya. Akhirnya si bos perusahaan ini
menyarankan Yesus masuk ke bagian account, jadi Yesus lebih banyak ngurus
client daripada contact sama karyawan internal. Baru hari pertama Yesus kerja
di bagian account, begitu client tahu accountnya itu Yesus, client buru-buru
datang ke perusahaan, ngambil paku dan palu, dan nyalib Yesus di pintu utama
perusahaan. Karena ini permintaan client yang maha kuasa, si bos yang maha
murah juga nggak bisa apa-apa dan pasrah aja ngeliatin Yesus disalib.
Sampai
saat ini pasti kita semua udah tahu kalau Yesus bangkit lagi setelah 3 hari dan
masih bersikukuh buat membuat perusahaan ini lebih baik. Si bos mulai pusing tapi
tetap saja nggak bisa nolak Yesus karena dia seorang bos Kristen yang ngasih uang
persembahan paling banyak di gereja. Akhirnya si Yesus ditaruh di bagian
GA/Finance, yang ternyata selama ini cuma diurusin 2 mas-mas: Bebi dan Barbi.
Yesus masuk dan langsung diangkat sama bos perusahaan jadi Head of GA/Finance,
supaya orang juga nggak macem-macem sama dia. Di bawah kepemimpinan Yesus,
semua catatan keuangan di-record dengan ketat, dan Bebi yang tadinya korupsi
dengan mudah pada akhirnya nggak bisa korupsi sama sekali. Barbi sebagai staf
junior yang jujur tentu saja merasa senang dengan kepemimpinan Yesus, dan
mereka berdua bekerja dengan gigih untuk membuat perusahaan bersih, sementara Bebi
mulai gigit-gigit jari. Akhirnya Bebi buru-buru ke gudang… karena dia ditugasin
Yesus buat ngecek inventaris, khususnya stok palu sama paku. Lama-lama, Bebi
nggak tahan dan buru-buru ke HR untuk ngajuin surat resign. Di hari terakhirnya,
Bebi lari-lari ke gudang, ambil paku dan palu, lalu menyalibkan atasannya
sendiri di ruang kerjanya GA/Finance.
Pada
hari yang ketiga tentu saja Yesus bangkit dan untuk kesekian kalinya dia perlu
beli daktarin supaya lobang pakunya nggak jamuran. Kali ini Yesus capek
sendiri, tapi dia masih percaya perusahaan ini perlu diperbaiki, dan dia dapat
menyelamatkan perusahaan ini beserta staf-stafnya yang jahat nan bego itu. Semua
staf geleng-geleng. Bagian IT nggak mau nerima Yesus, karena Yesus benci sama
apple. Bagian legal sudah cukup orang untuk meyakinkan badan-badan audit
eksternal kalau penyaliban itu nggak melanggar hak-hak karyawan. Akhirnya
tinggal satu departemen yang masih bisa diadjust supaya Yesus bisa jadi
karyawan perusahaan itu: Sales & Marketing.
Sebagai Salesperson
dan Telemarketer tentu saja Yesus gagal. Ketika rekan-rekannya bisa dapat 20-30
client baru dalam sebulan, Yesus Cuma bisa dapet satu. Itupun karena clientnya
kasian sama Yesus yang nggak bisa jualan atau lip service. Bahkan ada potential client yang kabur gara-gara Yesus
nggak tahan lihat temennya ngebohongin client pas presentasi proposal. Staf-staf
bagian Sales dan Marketing tentu saja ngerasa Yesus jadi beban di departemennya.
Setelah sebulan, dua bulan, mereka akhirnya nggak tahan dan buru-buru ke pantry
buat ngambil minum. Setelah ngambil minum, karena mereka orang Sales dan
Marketing, mereka ngerasa percuma nyalib Yesus. Toh udah disalib berkali-kali,
nggak mampus-mampus juga. Pada akhirnya mereka inget bahwa ada client startup
yang butuh karyawan. Satu hari mereka ketemuan sama clientnya dan bikin deal
untuk ngejual Yesus seharga 30 voucher dufan. Dengan demikian, Yesus nggak perlu
disalib dan nggak perlu bangkit lagi.
Keesokan
harinya manajemen bilang bahwa Yesus nggak bisa kerja lagi di perusahaan lamanya,
dan Yesus dengan terpaksa datang ke perusahaan startup itu, yang ternyata
dimilikin sama seorang Ateis. Karena perusahaan itu startup, remote, nyewa-nyewa
coworking space, dan ternyata belum ada karyawan, si bos startup itu memberikan
Yesus posisi HR, Quality Control, GA/Finance, Account, dan Sales sampai ada
karyawan baru yang mau masuk ke perusahaan dia. Trauma dengan
departemen-departemen itu, Yesus langsung resign dan naik ke surga, duduk di
sebelah kanan Allah Bapa yang maha marah karena anaknya udah dibilangin jangan
masuk dunia korporat tapi ngeyel banget.
Meanwhile,
tanpa Yesus di perusahaan yang lama, perusahaan konstruksi milik si bos Kristen
itu makin berkembang dan makin kaya, bahkan jadi perusahaan konstruksi nomor satu
di Indonesia. Perusahaan yang tadinya nyewa gedung di Kuningan pada akhirnya
punya cukup modal untuk beli gedung di Sudirman. Pas peresmian gedung baru, si bos
Kristen ngundang pendeta kenalannya buat ngedoain gedungnya, dan kalimat
pertama dari mulut pendeta itu tentu saja adalah “O terima kasih Yesus, karena ketidakhadiranmu
perusahaan ini bisa berkembang…”
Comments
Post a Comment