Muak: Sebuah Syair Refleksi
Aku muak dengan topeng sendiri.
Tapi mana mau dunia mencoba mengerti?
Aurat dicemooh, bukan dihargai.
Satu muka telanjang ditinggal sepi.
Mengapa aku menanti?
Dalam durjana dunia tiada satu pasti.
Baiklah aku tunggu tanggal pergi.
Harinya waktu berhenti.
Topeng busuk berhari-hari,
tidak kelihatan di depan dimuka ini.
Topeng yang belum busuk berhari-hari,
Ada waktunya, nanti.
"Cari apa, sih?"
22 Mei 2013, Malam.
Lelah. Kantuk. MUAK.
Tapi mana mau dunia mencoba mengerti?
Aurat dicemooh, bukan dihargai.
Satu muka telanjang ditinggal sepi.
Mengapa aku menanti?
Dalam durjana dunia tiada satu pasti.
Baiklah aku tunggu tanggal pergi.
Harinya waktu berhenti.
Topeng busuk berhari-hari,
tidak kelihatan di depan dimuka ini.
Topeng yang belum busuk berhari-hari,
Ada waktunya, nanti.
"Cari apa, sih?"
22 Mei 2013, Malam.
Lelah. Kantuk. MUAK.
Comments
Post a Comment